Selasa, 14 Juni 2011

Pemerintah Akui RI Ketergantungan Impor Susu


Jakarta - Pemerintah mengakui Indonesia masih kekurangan pasokan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena itu, Indonesia masih sangat membutuhkan impor susu dari luar.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi ketika ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (14/6/2011).

"Masih banyaklah impornya. Memang kita kurang kok susunya, mau bagaimana," ujarnya.

Menurut Bayu, sebanyak 40% pasokan susu di Indonesia masih dipenuhi dari impor. Sisanya didapat dari produksi susu lokal.

"Kita impor kalau nggak salah masih sekitar 40% dari total kebutuhan. Kita baru bisa memenuhi 60% (susu sapi lokal)," ujarnya.

Bayu menjelaskan, Indonesia hanya memiliki 3 pusat produksi susu sapi, yaitu di Bandung, Malang, dan Boyolali karena hanya di tempat tersebutlah sapi perah dapat menghasilkan susu dengan baik.

"Indonesia ini, Indonesiamu yang tercinta itu, sentra produksi susu cuma ada 3, cuma ada Bandung, Malang, sama Boyolali dan memang hanya di situ saja sapi perah bisa hidup dengan baik," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bayu mengatakan pemerintah menargetkan 75% pemenuhan kebutuhan susu sapi didapat dari produksi lokal. Saat ini, Indonesia baru bisa memenuhi 60% kebutuhan susu sapinya yang berasal dari dalam negeri.

"Target kita mudah-mudahan bisa sampai 75% (pemenuhan susu dari dalam negeri). Saat ini, sudah berhasil sampai 60%," ucapnya.

Bayu menjelaskan, pemerintah sudah melakukan banyak program untuk mencapai target tersebut, beberapa diantaranya adalah memodernisasi peternakan sapi dan memperbesar skala usaha peternak sapi.

"Kita tingkatkan kualitas dari sapinya dengan ganti bibitnya dengan yang lebih tinggi, kita moderenisasi peternaknya, kita perbesar skala usaha dari peternak, kita perbaiki ransum. Semua kita lakukan," ujarnya.

(ade/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar