Jumat, 11 November 2011

Perbaiki Logistik, 45 Ribu Truk Disiapkan Sebelumnya Bank Dunia mengkritik pedas sistem logistik nasional yang tak berkembang.

VIVAnews - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengusulkan peremajaan truk pengiriman yang sudah termakan usia untuk mengatasi persoalan sistem logistik nasional (Sislognas). Tak kurang dari 45 ribu truk baru diperlukan untuk menjalankan rencana itu.

"Kendaraan yang highlight dipakai dari kebun ke tempat penggilingan. Ini sudah dipakai di Thailand, di sini malah buat jalan-jalan, dipakai ban besar," kata  Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur, usai acara Indonesia Logistic Summit di Jakarta, Jumat, 11 November 2011.

Natsir mengatakan, revitalisasi logistik nasional dengan pembelian 45 ribu truk baru itu di antaranya angkutan barang 30 ribu unit dan pangan 15 ribu unit.

Rekomendasi Kadin tersebut merupakan usulan jangka pendek yang diajukan kalangan pengusaha untuk merevitalisasi angkutan barang dan pangan, angkutan jasa penunjang logistik barang dan pangan.

Kadin menilai revitalisasi angkutan pangan diharapkan bisa membantu petani-petani agar bisa menggunakan kendaraan yang baik untuk mengangkut bahan hasil pertanian mereka.

Natsir menegaskan, pengadaan truk berkapasitas sekitar 10-25 ton itu nantinya dipenuhi dari dana program pemerintah. Selain itu, insentif dari pemerintah diperlukan untuk memperlancar program revitalisasi tersebut.

"Tentunya akan menurunkan suku bunga, misalnya dikurangi. Terus kepastian hukumnya, wajib memberikan instruksi supaya truk yang tidak layak jangan dipakai," kata dia.
Untuk itu, Kadin mengusulkan agar pemerintah daerah dilibatkan dalam pemberian insentif tersebut.

Dengan adanya insentif tersebut, Kadin optimistis harga truk bakal lebih murah, sehingga memberikan kemampuan bagi pengusaha dan masyarakat untuk membelinya.

Sementara itu, terkait logistik angkutan udara, Indonesia Logistic Summit merekomendasikan agar Bandar Udara di luar Pulau jawa untuk beroperasi 24 jam penuh.

"Kami tahu, kalau antara jam enam sore sampai 10 malam di Cengkareng sangat padat. Semua terburu-buru, karena mengejar airport di luar Jawa tutup malam hari," kata Natsir.
Seperti diketahui, Bank Dunia mengkritik kinerja pemerintah dalam upaya membenahi logistik. Kritik terutama ditujukan kepada pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam cetak biru Sistem Logistik Nasional serta Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dia menambahkan, selama ini banyak negara lebih 'dipusingkan' dengan rencana strategi daripada tindakan nyata. Indonesia sendiri memiliki pekerjaan yang cukup berat, khususnya ketika peringkat Logistic Performance Index Indonesia saat ini turun ke posisi 75 dari 43 pada 2007 dari 183 negara. (art)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar