Kamis, 19 Juli 2012

PELABUHAN PRIOK: Behandle baru milik Pelindo II segera beroperasi

JAKARTA: Pelindo II menyelesaikan pembangunan fasilitas untuk kegiatan pemeriksaaan fisik petikemas jalur merah (behandle) bertaraf pelayanan internasional yang berlokasi di lapangan penumpukan Graha Segara, Pelabuhan Tanjung Priok.

Pantauan Bisnis hari ini, Kamis (19/7), penyiapan fasilitas tersebut sudah lebih 90% terselesaikan karena seluruh kegiatan pengecoran lapangan penumpukan petikemas seluas 5 Ha yang bisa menampung behandle 5000 s/d 6000 bok petikemas itu sudah rampung.

Selain itu fasilitas  gedung kantor untuk kegiatan pelayanan kepabeanan dan administrasi ekspor impor juga telah di operasikan.

Ketua Komite Tetap bidang Kepabeanan dan Perdagangan Impor Ekspor KADIN DKI Jakarta, Widijanto mengatakan, dengan adanya peningkatan fasilitas behandle di Graha Segara Pelabuhan Tanjung Priok itu, diharapkan memberikan efisiensi jasa pelayanan arus barang dan peti kemas khususnya untuk kegiatan importasi jalur merah.

“Pemeriksaan peti kemas impor kategori jalur merah perlu dilakukan secara ketat untuk menghindari praktek penyelundupan yang merugikan pendapatan keuangan negara,” ujarnya kepada Bisnis siang hari ini (19/7).

Dia mengatakan, sudah seharusnya PT Pelindo II selaku pengelola dan sekaligus operator Pelabuhan Tanjung Priok menyiapkan fasilitas behandle peti kemas bertaraf internasional untuk mendukung percepatan lalu lintas  bongkar muat dari terminal peti kemas, sekaligus menekan ongkos logistik nasional.

Dia mengatakan, lapangan Graha Segara selama ini memang diperuntukkan bagi pelayanan behandle terhadap peti kemas impor jalur merah yang berasal dari Jakarta International Container Terminal (JICT) maupun terminal peti kemas Koja.

“Importasi kategori jalur merah melalui Priok selama ini rata-rata hanya 15%, sedangkan sisanya importir jalur hijau dan prioritas,” tuturnya.

Widijanto mengatakan, pihaknya mendukung upaya seluruh kegiatan behandle petikemas impor  jalur merah dilakukan satu atap di lokasi behandle Graha Segara tersebut.

"Dengan begitu lapangan JICT maupun TPK Koja bisa dipergunakan sebagai buffer peti kemas ekspor,"ujarnya.

Dia mengatakan pelaku usaha merespon positif hadirnya fasilitas behandle yang di deklair berstandar pelayanan internasional di Pelabuhan Tanjung Priok itu.

“Lokasi behandle Graha Segara itu sangat membantu kinerja operator terminal peti kemas di pelabuhan Priok yang saat ini terkendala dengan keterbatasan lahan penumpukan,untuk itu perlu dimanfaatkan optimal,” ujarnya.

Untuk optimalisasi fasilitas,imbuh Widijanto, seluruh kegiatan pemeriksaan fisik peti kemas kategori jalur merah bisa di laksanakan di lokasi behandle Graha Segara tersebut dengan pola satu atap untuk mempermudah pengawasan kepabeanan, sekaligus memberikan efisensi dan kepastian ongkos logistik melalui pelabuhan.

Standar internasional
Direktur Eksekutif Graha Segara M.Roy Rayadi di konfirmasi Bisnis mengatakan, standar pelayanan dan fasilitas di lokasi behandle yang dioperasikannya mengacu pada standar internasional sebagaimana yang diterapkan di pelabuhan-pelabuhan dunia, sehingga pemilik kargo impor jalur merah tidak perlu lagi antre secara manual menunggu barangnya selesai di behandle/periksa fisik.

“Mereka (importir) cukup memantau layar monitor yang kami siapkan di ruang tunggu kantor pelayanan behandle untuk mengetahui kondisi barangnya sudah sampai dimana dikerjakan. Jadi semuanya kita terapkan sistem informasi secara elektronik,” paparnya.

Sedangkan untuk kegiatan pembayaran (billing) kegiatan behandle telah disiapkan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dari sejumlah mitra perbankan nasional di lokasi  dengan fitur tersendiri. “Semua itu untuk memudahkan pelayanan pengguna jasa,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang, mengintruksikan para pemilik barang impor yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang (SPPB) dari Bea dan Cukai,untuk segera mengeluarkan barangnya guna menghindari terjadinya kepadatan penumpukan di dalam pelabuhan.

“Importasi akan meningkat menjelang kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Oleh sebab itu semua pihak termasuk operator terminal petikemas harus mengantisipasi sejak dini agar tidak terjadi kepadatan penumpukan barang di Pelabuhan,” ujarnya.(K1/Bsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar