Rabu, 05 September 2012

Pengumuman Pelelangan Umum Pekerjaan Pengadaan Hand Held Trace Detector dan Pengadaan Trace Detector Ionscan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan barang sebagai berikut :
1. Pengadaan Hand Held Trace Detector, unduh [PENG-01/BC.551/PPBJ-HHTD/OP/2012]
2. Pengadaan Trace Detector Ionscan, unduh [PENG-01/BC.551/PPBJ-IS/OP/2012]

KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok dan Badan Karantina Pertanian Gagalkan Usaha Pemasukan Buah Segar Asal China yang Tidak Sesuai dengan Dokumen

Jakarta 04 September 2012, Bertempat di Terminal Petikemas Koja, DJBC bersama dengan Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan konferensi pers terkait keberhasilan dalam menggagalkan upaya pemasukan buah segar asal China yang tidak sesuai dengan dokumen melalui pelabuhan Tanjung Priok.

Berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian Nomor 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran Buah Segar ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, telah diatur bahwa pelabuhan Tanjung Priok tidak ditetapkan sebagai tempat pemasukan bagi buah segar dan sayuran buah segar, kecuali untuk pemasukan buah segar dan sayuran buah segar  yang berasal dari negara yang telah diakui sistem keamanan pangan segar asal tumbuhan atau berasal dari area bebas OPTK di negara asal.
Sampai saat ini, China belum diakui sistem keamanan pangan segar asal tumbuhan, sehingga buah segar dan sayuran buah segar yang berasal dari China tidak boleh diimpor melalui pelabuhan Tanjung Priok. Modus operandi yang digunakan oleh importir adalah mengelabuhi petugas dengan cara dokumen yang digunakan menyatakan wortel padahal buah segar yang diimportir adalah anggur. Penataan komoditas di kontainer dilakukan dengan cara 2 (dua) saf paling depan ditempatkan wortel,sedangkan saf selanjutnya yang ke dalam diisi anggur. Kondisi ini dapat diketahui oleh petugas dari hasil scanning yang terlihat berbeda antara 2 (dua) saf yang terakhir dengan saf yang lainnya. Petugas telah memindai 29 (dua puluh sembilan) kontainer dengan hasil 10 (sepuluh) kontainer dinyatakan berbeda antara dokumen dan jenis buah segar, 3 (tiga) kontainer belum dilakukan pemeriksaan dan 15 (lima belas) kontainer dinyatakan sesuai dengan dokumen serta 1 (satu) kontainer kelebihan jumlah sebanyak 200 karton.
 Terhadap 10 (sepuluh) kontainer yang berbeda antara dokumen dengan jenis buah segar akan dilakukan penolakan, sedangkan importirnya dapat dikenakan tindak pidana umum berupa penggunaan dokumen palsu. Atas kejadian ini Badan Karantina Pertanian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan semakin meningkatkan sinergitas operasi di lapangan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang melanggar ketentuan, serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk dengan sepenuh kesadaran mengikuti semua ketentuan.

Senin, 03 September 2012

Jalur Distribusi Macet Parah

JAKARTA: Pasca libur Lebaran, jalur distribusi dari dan menuju pelabuhan Tanjung Priok, kembali mengalami kemacetan parah sejak pagi hingga siang hari ini, Senin (3/9).

Pantauan Bisnis hari ini, kemacetan akibat kepadatan arus kendaraan pengangkut barang dan peti kemas mulai terjadi pada ruas jalan raya cakung-cilincing, perempatan Marunda, hingga ke jalan Raya Pelabuhan Tanjung Priok.

Kondisi kemacetan bertambah karena sampai saat ini pengerjaan akses tol langsung Pelabuhan Tanjung Priok yang bakal terkoneksi dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR) belum rampung dikerjakan.

Kendati demikian, kepadatan antrean trailler pengangkut brang dan peti kemas belum sampai berimbas hingga di dalam pelabuhan Tanjung Priok.

"Aktivitas pengangkutan/ distribusi kargo mulai beroperasi normal kembali hari ini.Para Sopir Trailler sudah kembali mengoperasikan armadanya. Ya..seperti biasa kemacetan tidak bisa dihindari," ujar Sumihar Hutagaol, Wakil Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok kepada Bisnis, Senin (3/9/2012)

Dia mengatakan volume armada trailler yang melintasi akses/jalur distribusi dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok saat ini sudah tidak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia.

"Jalannya sangat terbatas, akibatnya operator angkutan kini tidak bisa memperkirakan waktu tempuh pengangkutan," paparnya.

Dia berharap pemerintah secepatnya menyelesaikan akses tol langsung Pelabuhan Tanjung Priok-JORR untuk memberikan kepastian waktu tempuh armada pelabuhan, sekaligus mengurangi kemacetan.

Dihubungi Bisnis melalui telpon selulernya, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofian Pane mengatakan aktivitas jasa kepelabuhanan termasuk distribusi kargo mulai normal secara penuh hari ini.

"Setelah libur Lebaran, hari ini semua kegiatan logistik sudah bergerak full," ujarnya.(bas)

BONGKAR MUAT PELABUHAN: Terminal 2 JICT masih menganggur

JAKARTA: Fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan pada terminal 2 - Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok hingga kini masih menganggr dan tidak berfungsi.

Bahkan pantauan Bisnis pagi hari ini (3/9) tidak ada kegiatan bongkar muat apapun di fasilitas terminal peti kemas yang sahamnya di miliki/ di operasikan oleh Hutchison Port Indonesia (HPI) dan PT Pelindo II, di pelabuhan tersebut.

Padahal kalangan pelaku usaha di Pelabuhan Tanjung Priok telah mendesak agar pemilik terminal 2 JICT segera memfungsikan kembali fasilitas dan peralatan di terminal itu untuk kegiatan bongkar muat dan sandar kapal, sesuai dengan kondisi kedalaman kolam dermaga di terminal 2 JICT saat ini.

“Ketimbang idle (menganggur) sebaiknya di manfaatkan dengan melihat kondisi yang ada pada fasilitas itu (terminal 2) saat ini,” ujar Gemilang Tarigan Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok, kepada Bisnis hari ini, Senin (3/9).

Dia menyatakan, Pelabuhan Tanjung Priok memerlkan banyak fasilitas dermaga dan lapangan untuk kegiatan pelayanan ekspor impor maupun antar pulau. Disamping itu, juga di butuhkan areal untuk buffer peti kemas ekspor impor serta lapangan parkir armada pengangkut barang dan peti kemas.

”Sangat di sayangkan disatu sisi Pelabuhan Tanjung Priok sangat kekurangan fasilitas lapangan penumpukan dan dermaga, tetapi disisi lain terdapat fasilitas yang sudah ada mengganggur karena tidak dimanfaatkan,” paparnya.

Kondisi eksisting fasilitas terminal 2-JICT di Pelabuhan Tanjung Priok, saat ini memiliki kedalam kolam dermaga  -7 s/d -8 Low Water Spring (LWs).

Terminal itu  juga sudah dilengkapi peralatan bongkar muat al; 12 unit Rubber Tired Gantry Cranes (RTGc) dan empat unit Container Cranes (CC), serta terkoneksi dengan sistem pelayanan peti kemas berbasis tehnologi terkini/Next-Generation (N-Gen) yang sudah di implementasikan oleh pelabuhan-pelabuhan yang di kelola Hutchison Port Holding.

Gemilang mengatakan, pemilik terminal 2-JICT mesti berani mengambil langkah cepat dan tegas supaya fasilitas di terminal itu dapat berfungsi dan di manfaatkan kembali.
“Jangan dibiarkan berlarut-larut, sebab terminal itu bisa di manfaatkan sebelum terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok di siapkan,” ujarnya.

Sekjen BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Achmad Ridwan Tento, mengatakan akibat melemahnya aktivitas perdagangan ekspor, saat ini volume kargo yang di bongkar muat melalui Pelabuhan Priok di dominasi oleh impor serta peti kemas antar pulau (domestik).

“Operator Pelabuhan juga mesti memerhatikan kesiapan fasilitas pelayanan peti kemas untuk domestik tersebut yang kini terus tumbuh,” ujarnya di hubungi Bisnis per telpon (3/9).

Sebelumnya, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang telah melayangkan surat kepada Manajemen Pelindo II dan JICT dengan nomor: UM.002/8/9/OP.TPK.2012 tanggal 15 Mei 2012 perihal optimalisasi  terminal 2-JICT tersebut.

Data Humas IPC/Pelindo II Tanjung Priok yang diperoleh Bisnis menyebutkan, selama periode Januari-Agustus 2012, arus peti kemas ekspor impor melalui Pelabuhan Tanjung Priok (termasuk yang berasal dari JICT dan TPK Koja) mencapai 2.586.027 TEUs atau setara 1.752.912 bok.

Adapun peti kemas antar pulau (domestik)-nya selama periode itu  mencapai 1.236.533 TEUs atau 1.210.650 bok.(K1/api)