Rabu, 26 Februari 2014

Wacana Operasional Kapal Roro di Pantura Harus Serius

Bisnis.com, JAKARTA--Wacana penggunaan kapal roll on roll off atau roro untuk pelayaran pantai utara Pulau Jawa perlu diseriusi sebagai alternatif transportasi logistik pascabanjir tahunan.

Pengamat Transportasi dari Unika Soegijopranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan ide tersebut sudah diwacanakan sejak 10 tahun silam tapi hingga kini tidak kunjung diseriusi.

Dalam wacana tersebut, nantinya truk-truk logistik akan dimasukkan ke dalam kapal roro.

"Dulu itu idenya hanya untuk mengurangi beban jalan raya tapi sekarang menjadi lebih penting lagi karena kita lihat banjir di Pantura kemarin melumpukan jalur distribusi dan transportasi," ujarnya, Rabu (26/2/2014).

Menurut Djoko, ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan logistik dan pengemudi truk seperti waktu tempuh yang lebih singkat, hanya sekitar 30 jam dari Jakarta ke Surabaya, serta bebas pungutan liar yang selama ini menjadi momok bagi penguasaha angkutan.

Ia melanjutkan, yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberikan subsidi bahan bakar sehingga pengusaha penyeberangan tertarik untuk melayani rute tersebut.

Menurut dia selama ini wacana tersebut tidak kunjung dilaksanakan karena pengusaa penyeberangan tidak melihat adanya insentif tersebut.

Selain wacana penggunaan kapal roro, alternatif sarana transportasi dan logistik lainnya bisa menggunakan fasilitas kereta api.

Akan tetapi menurut Djoko penggunaan kereta api juga tidak bisa dimasimalkan menjadi lebih dari 30 gerbong lantaran kapsitas stasiun yang terbatas sehingga perlu direnovasi terlebih dahulu.

Chairman Supply Chain Indonesia sepakat bawa harus da insentif untuk mendorong industri perkapalan dalam meningkatkan jumlah kapal nasional untuk mendukung moda alternatif di Pantura.

"Pemberian insentif bagi pelayaran nasional operator kapal pelayaran jarak dekat dan bagi penyedia jasa transportasi yang menggunakannya," katanya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby Mamahit mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi untuk merealisasikan pelayaran jarak dekat.

Hal ini pun dalam kerangka kerja pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

"Berdasarkan rapat dengan Kementerian Perekonomian,  Bappenas dan Badan Kebijakan Fiskal, short sea shipping akan dilaksanakan utk mengurangi beban pantura dan sisi timur Sumatera," terangnya.

Keberadaan pelayaran jarak dekat tersebut akan menyambungkan jalur laut bagi pengangkutan  barang dan orang sepanjang Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra.

"Dari  Jakarta ke Semarang lanjut ke Surabaya, sedangkan yang dari Jakarta ke Sumatra sedang dilakukan pencarian lokasi yang tepat," terangnya.

Dia memperkirakan lokasi pelabuhan sandar bagi kapal pelayaran jarak dekat, antara lain berada di Panjang, Palembang, Jambi, dan Riau.

Selain itu, Kemenhub juga diamanatkan untuk melakukan perbaikan maupun peremajaan pelabuhan yang telah ada di sepanjang Utara Jawa.

Untuk saat ini, terang Bobby, Kemenhub masih berkutat pada pengerjaan di beberapa pelabuhan. "Sementara hanya Semarang dan Surabaya dulu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar