Jumat, 20 Februari 2015

Heboh, buah beri asal Cina picu Hepatitis A

Jumlah warga Australia yang terserang Hepatitis A setelah memakan buah beri beku meningkat menjadi 14 orang di empat negara bagian. Departemen Kesehatan Australia mengatakan mereka sedang menyusun respon kesehatan nasional untuk mengatasi wabah itu.
Anak-anak di beberapa sekolah di seluruh negara bagian mungkin telah mengonsumsi buah beri yang tercemar itu. )

Distributor beri tersebut, Patties Food, menarik empat produk mereka.

Beri beku yang dikemas di China diduga menjadi penyebab wabah Hepatitis A tersebut.

Tapi Kepala Pejabat Medis Australia, Chris Baggoley, mengatakan dalam jumpa pers hari Rabu bahwa sumber virus itu masih belum bisa dikonfirmasi.

Namun ia mengakui bahwa beri itu adalah satu-satunya kaitan di antara semua kasus.

Baggoley mengatakan sangat penting untuk meletakkan kasus ini dalam perspektif yang tepat, dengan hanya satu dari 100 orang yang mengonsumsi beri impor dari Cina itu yang terkena Hepatitis A.

"Beberapa orang akan mengalami gejala-gejala Hepatitis A, beberapa lainnya akan mengalami gejala ringan, tapi penyembuhan total adalah kunci," katanya.

Senator independen Nick Xenophon mengatakan wabah itu mengungkap "kegagalan sistematis" dalam pengawasan keamanan makanan impor Australia.

"Beri ini dianggap 'berisiko rendah' tapi tidak lolos pemeriksaan kesehatan dasar, karena mengandung bakteri yang umumnya ditemukan di tinja," kata Xenophon, seperti dikutip ABC.

Berita mengenai wabah itu muncul pada hari Sabtu pekan lalu setelah pejabat kesehatan di Victoria mengatakan produk beri beku itu telah diidentifikasi sebagai kaitan di antara empat kasus Hepatitis A di dua negara bagian.

Kasus serupa telah dilaporkan di New South Wales, Queensland dan Australia Barat.

Hepatitis A adalah penyakit hati yang bisa mengakibatkan mual dan demam.

Penyakit ini biasanya menular melalui makanan atau air yang tercemar tinja dari orang yang mengidap virus ini.

Masuk ke Padang

Setelah penjualan buah apel impor dengan merk granny smith dan Gala dilarang karena mengadung bahteri berbahaya, kini mulai muncul di Pasar Raya Padang jeruk impor kecil-kecil berasal dari Australia.

Jeruk Australia ini dijual separuh dari harga normalnya di toko buah dan mall.

Dari pantauan Haluan di lapangan, Selasa (17/2) di beberapa mall di Padang, harga satu kilo jeruk Australia ini mencapai Rp50.000 per kilonya, sedangkan di Pasar Raya hanya Rp30.000 per kilonya.

Kalau dibeli tiga ons di pasar hanya Rp10.000, sedangkan di mall tiga ons kisaran Rp21.000.

Salah seorang pedagang buah jeruk Australia di Pasar Raya Padang Nani (52 tahun) mengaku sebelumnya adalah pedagang buah apel, anggur, dan lengkeng impor.

Tapi setelah pemberitaan adanya larangan menjual buah apel impor dengan merk tersebut, dagangan saya seperti anggur, apel tidak laku lagi dijual.

“Sebagian besar pembeli beranggapan bahwa semua buah impor ini tidak aman untuk dikonsumsi, bahkan saya sudah menerangkan bahwa tidak semua apel atau buah impor yang dilarang tapi hanya dua merk tertentu saja. Tapi pembeli sepertinya takut dan tidak percaya,” ungkapnya, Selasa (17/2).

Surutnya pendapatan tersebut membuat Nani dan suaminya beralih menjual buah lokal, seperti apel malang, salak pondoh, strawberry Alahan Pajang, dan satu jenis buah impor yakni jeruk Australia.

Alasannya memilih untuk menjual jeruk Australia ini, karena ia optimis dapat laku keras.

“Harga jeruk Australia ini kan sejak apel dilarang harganya juga turun, makanya saya coba saja menjual. Alhamdulillah peminatnya lumayan banyak, karena harga di pasar jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga mall,” ujarnya.

Silvi (23 tahun, salah seorang pembeli jeruk Australia mengaku sangat menyukai buah jeruk yang satu ini.

Karena selain rasanya yang segar juga berkhasiat untuk menghilangkan bau mulut.

“Saya sangat menyukai buah jeruk yang bentuknya imut ini, karena manisnya asli dan segar saat dimakan. Selain itu, jeruk ini juga bisa menghiangkan bau mulut.

Kalau saya makan jengkol atau petai, setelah itu saya makan jeruk ini lima buah setelah itu bau jengkolnya langsung hilang,” ujarnya.

Bebas bakteri Listeria

Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kupang menyatakan bahwa hasil uji laboratorium terhadap apel jenis Granny Smith dan Gala yang diimpor dari Amerika Serikat dan beredar di pasaran Kupang, dinyatakan tidak terkontaminasi bakteri Listeria monicytogenes.

"Hasil pengujian telah kami dapatkan dan dari 10 jenis sampel apel segar yang dilakukan uji lab dinyatakan negatif," kata Kepala BPOM Kupang, Ruth D Laiskodat di Kupang, Kamis (19/2).

Ia menjelaskan, uji laboratorium tersebut dilakukan karena adanya surat dari kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur (NTT) Bruno Kupok, Nomor Perindang. KK.553/28/2015 perihal permintaan uji laboratorium.

Usai mendapatkan surat tersebut pihaknya langsung melakukan pengambilan sampel apel segar jenis Roya Gala dan Granny Smith di BPOM Kupang dan disaksikan oleh petugas dari Disperindag, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kupang, dinas Pertanian Kota Kupang serta pemilik buah apel segar tersebut.

"Mereka sengaja diajak untuk memperhatikan bagaimana kami melakukan uji laboratorium," ujarnya.

Teknik sampling sendiri menurut Ruth dilakukan secara acak terhadap produk apel segar yang diamankan untuk masing-masing jenis apel, mulai dari enam pemilik buah apel segar dan dilakukan sampling sebanyak sepuluh jenis sampel.

"Hasilnya juga kami serahkan kepada Kepala Dinas Perindang NTT," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat berhati-hati saat mengkonsumsi buah-buahanan dan juga sayur sayuran, sebab bakteri tersebut dapat mengontaminasi sayur dan buah.

"Disarankan untuk selalu mencuci sayur dan buah dengan air berstandar air minum, selain itu perlu adanya perhatian khusus seperti membersihkan bagian dalam dinding lemari es, talenan, meja dapur, cuci tangan dengan air hangat dan jangan lupa untuk membersihkan tumpahan di dalam lemari es," katanya.

Sultra terbebas dari apel AS

Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak lagi memperdagangkan apel impor asal Amerika Serikat di pasaran setelah buah asal negara tersebut diketahui mengandung bakteri listeria monocytogenes yang membahayakan keselamatan jiwa konsumen.

"Sejak ditemukan adanya apel asal Amerika yang mengandung bakteri oleh BPOM Kendari akhir Januari 2015, para distributor dan para pedagang tidak lagi memperdagangkan apel impor asal Amerika," kata anggota Tim Jejaring Keamanan Pangan Sultra, Hasrul di Kendari, Kamis (19/2).

Ia mengatakan, Tim Jejaring Keamanan Pangan Sultra, hari Rabu (18/2) kemarin memusnahkan barang bukti sebanyak 18,5 kilogram apel impor asal Amerika Serikat yang diketahui mengandung bakteri listeria monocytogenes.

Dengan pemusnahan barang bukti tersebut kata dia, masyarakat Sultra, khususnya warga Kota Kendari dan sekitarnya tidak perlu khawatir lagi untuk mengonsumsi buah apel, terutama apel lokal.

"Kami menjamin, dengan pemusnahan apel impor berbakteri yang dapat membahayakan kesehatan ini, masyarakat sudah aman untuk mengonsumsi apel," katanya.

Menurut Hasrul yang juga Kepala Balai Karantina Kelas IIA Kendari itu, apel impor asal Amerika Serikat yang sudah dimusnahkan adalah jenis Granny Smith dan Gala.

Melalui uji kata dia, kedua jenis apel tersebut terbukti mengandung bakteri listeria monocytogenes.

tribunnews.com/pikiran-rakyat.com/harianhaluan.com/beritasatu.com/Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar