Selasa, 05 Mei 2015

Mutiara Indonesia mudah diklaim negara lain

Merdeka.com - Belakangan popularitas batu akik di Tanah Air terus merangkak naik hingga mengalahkan mutiara. Sayangnya, popularitas batu akik menyebabkan kerusakan alam.
Berbeda dengan mutiara yang bisa diproduksi secara berkelanjutan tanpa harus menghancurkan lingkungan sekitar.
"Sekarang lagi ramai batuan dari sumber alam (batu akik) sedangkan saya mempromosikan produk nasional yakni mutiara yang sustain (berkelanjutan)," kata Presiden Direktur PT Cendana Indopearls Joseph Taylor di Jakarta, Senin (4/5).
Menurut pengusaha Australia itu, mutiara juga bernilai mahal sebab produksinya tak mudah. Perlu waktu empat tahun untuk memanen mutiara. Setiap kerang hanya bisa menghasilkan satu mutiara.
"Harga jual bisa USD 35 per gramnya hingga USD 100 per gram. Tergantung dari bentuk dan mengkilapnya warna mutiara," ujarnya.
Menurut Joseph, budidaya mutiara membutuhkan perairan tenang dan bersih. Untuk itu, areal budidaya perlu dijauhkan dari kawasan budidaya ikan, industri atau pariwisata laut.
"Kalau sama industri jaraknya harus 2 kilometer. Sedangkan pariwisara cukup ratusan meter saja," ungkapnya.
Dia menambahkan, mutiara Indonesia mudah diklaim negara lain. Sebab, pemerintah tak memiliki sistem sertifikasi untuk itu.
"Yang buat begitu bukan budidaya tapi trader. Itu nggak ada sertifikat."
[yud]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar