Kamis, 26 Juli 2012

PELUANG USAHA: Ekspor furnitur ke AS masih kencang

DENPASAR: Pemasaran hasil aneka barang kerajinan berbahan baku kayu laris ke pasar ekspor, terutama perabotan rumah tangga berupa kursi dan meja tamu berukuran besar dengan tujuan ke Italia dan Amerika Serikat.

Kursi bersama meja tamu berukuran besar dari kayu yang dibuat dan dicat yang dengan warna yang seolah-olah barang antik laris ke pasar ekspor, kata Perajin merangkap eksportir Made Renge asal Kabupaten Gianyar, Kamis (26/07).

Pasaran hasil kerajinan boleh agak sepi, tetapi pintu yang dibuat dari kayu dan dinding berukir khas Bali, masih menjadi salah satu daya tarik konsumen mancanegara sehingga perolehan devisanya juga bertambah banyak.

Dalam kondisi pasar ekspor yang lesu, pesanan terhadap ukiran kayu yang dibuat jenis antik masih saja ada datang dari luar negeri, walau tidak sebanyak tempo hari, sehingga perajin tetap berproduksi di daerah pedesaan.

Pintu rumah dan dinding setelah diukir dan dicat sehingga kelihatannya seolah-olah antik menjadi barang seni bernilai jual tinggi dan barang seni jenis ini hasil karya seniman Bali masih laku ke luar negeri.

Made Renge yang memiliki tenaga ukir puluhan orang itu menyebutkan barang seni yang semakin berkembang ini ternyata banyak diminati dan dikoleksi pecinta seni mancanegara mulai dari Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Perajin ukir yang tersebar di Pulau Dewata kreatif mengembangkan disain baru yang sesuai dengan selera dan kondisi keuangan konsumen mancanegara, maupun calon pembeli yang datang dari Nusantara.

Pintu ukiran berbahan baku kayu jati semakin laris ke luar negeri merupakan salah satu penyebab perolehan devisa dari aneka kerajinan jenis ini dari Bali, disamping masyarakat lokal yang berduit juga ikut memborongnya.

Penduduk lokal juga semakin ramai membeli ukiran kayu untuk hiasan rumah-rumah kunonya, disamping banyak muncul bangunan pondok wisata yang juga memanfaatkan ukiran kayu sebagai daya tarik agar wisatawan bermalam di sana.

Kepala Seksi Ekspor Disperindag Bali, Putu Bagiada SE membenarkan, bahwa perolehan devisa hasil kerajinan kayu meningkat keras dari bernilai 23,9 juta dolar Januari-Mei 2011 menjadi 37,3 juta dolar periode sama 2012. (Antara/Bsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar