Jumat, 20 Februari 2015

KAI bangun KA Priok terkendala lahan

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro tak berani menargetkan rampungnya proyek rel kereta Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat ini KAI masih menghadapi alotnya pembebasan lahan buat proyek tersebut.
"Ini kan persoalan lahan. Saya agak khawatir kalau bilang target," kata Edi di Jakarta Railway Center, Jakarta, kemarin sore, Selasa, 17 Februari 2015.

Namun Edi tak sepakat persoalan pembebasan lahan itu disebut kendala.

KAI, kata Edi, hanya mengikuti prosedur ganti rugi tanah buat masyarakat.

"Kalau rel kereta api itu prinsipnya tanah. Konstruksi itu cepat," kata Edi.

Namun Edi berharap pembebasan tanah buat rel yang menghubungkan Stasiun Pasoso dengan Pelabuhan Tanjung Priok tersebut bisa kelar tahun ini.

Pada Juli tahun lalu, KAI mengambil alih proyek rel kereta barang Stasiun Pasoso-Tanjung Priok dari Kementerian Perhubungan.

Pengambilalihan itu disebut untuk mempercepat pengerjaannya.

Namun KAI belum berhasil membebaskan lahan buat pembangunan rel kereta barang tersebut.

Dari total lahan yang harus dibebaskan seluas 6.151 di Kelurahan Koja, Jakarta Utara, baru 4.554 meter persegi lahan (27 kepala keluarga) yang sudah dibebaskan.

Sisanya, 1.597 meter persegi (9 kepala keluarga) belum dibebaskan.

Mandat penuh

Menurut Edi Sukmoro, perseroan telah mendapatkan mandat untuk mengelola jalur di Tanjung Priok agar terintegrasi sampai ke pelabuhan.

Mandat tersebut dikantongi KAI lantaran Dirjen KA Kemenhub batal membangun di jalur itu.

"Dari mereka (Dirjen KA Kemenhub-red) janjinya sampai akhir tahun ini menyelesaikan, tapi mereka nggak bisa mengatasi, akhirnya diserahkan ke KAI. Kami baru saja menerima surat pelimpahannya," ucap Edi di Jakarta, Selasa (17/2) petang.

Untuk selanjutnya, KAI akan membereskan segala hal yang diperlukan agar jalur kereta api bisa beroperasi sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Beroperasinya jalur kereta sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok diyakini bisa membantu pemerintah untuk mengatasi kemacetan.

Pasalnya, selama ini jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Priok kerap dilalui kontainer yang membawa barang-barang. Hal itu menyumbang kemacetan sebesar 85 persen.

"Nah dengan adanya kereta sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok, barang-barang tersebut bisa diangkut lewat jalur kereta.

Akan kami bereskan, nanti kereta akan muncul. Tinggal prasarana saja, kami siapkan nanti dua jalur. Tentu ini akan mengatasi kemacetan di Tanjung Priok," tegas Edi.

Rute KRL

PT Kereta Api Indonesia berencana membuka dua rute baru Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line, yakni rute Stasiun Jakarta Kota - Tanjung Priok dan Stasiun Citayam - Nambo.

Kepala Humas Daop I PT KAI Bambang S Prayitno mengaku persiapan sudah 90 persen. "Masih 90 persen persiapannya. Sedikit lagi akan dioperasikan," terangnya saat menghubungi Warta Kota, Selasa (17/2).

Menurut dia, persiapan-persiapan yang telah dilakukan saat ini yakni pembenahan meliputi kesiapan stasiun, jalur kereta, dan listrik aliran atas (LAA) untuk daya KRL.

"Untuk loket-loket pelayanan penjualan tiketnya sendiri dan pemasangan gate elektronik, dan untuk keluar maupun masuk penumpang sudah siap," jelasnya.

Ia juga menambahkan, dalam waktu dekat sarana dan prasarananya terkait persiapan tersebut akan segera diuji.

"Nanti satuan kerja dari Direktorat Perkeretaapian dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI, yang akan melakukan pengujian," katanya.

Hasil pengamatan wartakotalive.com saat di Stasiun KA Tanjung Priok, suasana dan kondisi di lokasi nampak sepi.

Stasiun yang dibangun pada tahun 1877 dan dibuka pada tahun 1914 ini, tak terlihat aktivitas kereta, baik di jalur 1, 2, 3 dan 4.

Terlihat juga para pegawai PT KAI berlalu lalang di dalam stasiun yang sempat mati suri beberapa kali itu.

Tak hanya itu, terlihat tiang-tiang LAA sudah terpasang rapih, diantara jalur KA.

tribunnews.com/tempo.co/jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar