Jumat, 08 Juni 2012

Otoritas Pelabuhan Priok instruksikan terminal 2-JICT layani domestik

JAKARTA: Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok menginstruksikan sekaligus menyetujui agar fasilitas terminal 2-JICT di Pelabuhan Tanjung Priok bisa menampung pelayanan sandar kapal dan bongkar muat peti kemas domestik.

Instruksi dan persetujuan Kantor OP Tanjung Priok itu telah disampaikan pekan ini melalui surat resmi yang ditujukan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan Hutchison Port Indonesia (HPI) selaku pengelola terminal 2-JICT, menyususul kian padatnya antrean kapal untuk sandar dan menunggu muatan di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Kepala OP Tanjung Priok Sahat Simatupang, mengatakan fasilitas dermaga dan peralatan terminal 2-JICT di pelabuhan Priok itu, selama ini belum di optimalkan atau idle, karena draft (kedalamnya) hanya -7 s/d -8 Lws (Low water spring) sehingga tidak bisa di sandari kapal mother vessel yang melakukan pengapalan langsung (direct call) pengangkut peti kemas ekspor impor. Terminal ini, kata dia, hanya di sandari beberapa pelayaran feeder (pengumpan) dengan ukuran rata-rata 1.000 TEUs.

“Saya sudah sampaikan surat-nya secara resmi kepada Pelindo II maupun HPI selaku pengelola terminal 2-JICT di Priok supaya terminal itu bisa juga melayani kapal  peti kemas domestik,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Jumat (8/6).

Instruksi Kepala OP Tanjung Priok itu, kata dia, dalam kaitan menanggulangi ancaman kongesti akibat antrean kapal di pelabuhan menyusul sedang dilakukannya perbaikan sejumlah terminal/dermaga multifungsi untuk kegiatan bongkar muat peti kemas antar pulau (domestik).

Sahat mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan perbaikan dan pengerasan pada tiga lokasi klaster terminal yang meliputi lima fasilitas dermaga di Pelabuhan Tanjung Priok. Dermaga tersebut yakni; dermaga 103 s/d 105, dermaga 111 s/d 113, dermaga 201 dan 2003, dermaga 303 s/d 305, serta dermaga 001 s/d 004. “Untuk dermaga 303 s/d 305 sudah hampir selesai, namun yang lainnya di perkirakan baru akan selesai pengerjaanya pada awal 2013,” tuturnya.

Untuk itu, kata dia, guna menghindari terjadinya kongesti di Pelabuhan Tanjung Priok, menyusul terus bertambahnya arus kunjungan kapal ke Pelabuhan-sebaiknya fasilitas terminal 2-JICT bisa dimanfaatkan sebagai terminal multifungsi yang bisa melayani kapal ocean going (feeder) sekaligus kapal peti kemas domestik tanpa jangka waktu tertentu.

Sahat menegaskan, OP Tanjung Priok tidak akan mencampuri urusan business to business maupun yang menyangkut  perjanjian kontrak privatisasi/kerjasama pengelolaan terminal tersebut antara Pelindo II dan HPI.

“Lagipula ini kan (terminal 2-JICT) merupakan aset negara, dan pemerintah sangat berkepentingan  menjaganya supaya tidak terjadi kongesti di Priok. Karena itu harus ada solusi,” paparnya.

Dia mengatakan, instansinya juga akan menyampaikan kepada Menteri Perhubungan Cq Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, agar terminal 2-JICT bisa dimanfaatkan melayani peti kemas domestik (antar pulau). “karena ini sifatnya segera, maka paling lambat Senin pekan depan (11/6) surat resminya kepada Kemenhub akan saya serahkan,” tuturnya.

OP Tanjung Priok, kata Sahat, juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan pelayaran anggota Indonesian National Shipowners Association (INSA) Jaya dalam kaitan ini.

”Mereka (INSA) sudah mendukung agar terminal 2-JICT bisa juga disandari kapal dan bongkar muat peti kemas domestik di pelabuhan Priok. Apalagi peralatan bongkar muat di terminal itu sudah sangat memadai. Tentunya ini bisa lebih efisien,” tegasnya.

Ketua INSA Jaya, C.Alleson yang dikonfirmasi Bisnis, mengatakan hingga akhir pekan ini antrean kapal masih terjadi kendati sudah sedikit terurai. “Setelah dilakukan rapat koordinasi di kantor OP Tanjung Priok, antrean kapal mulai terurai,” ujarnya.

Peti Kemas Kosong


Sahat mengatakan, dalam waktu dekat, instansinya akan melakukan pengawasan terpadu berkaitan kelanjutan program penataan pelabuhan Tanjung Priok dengan melarang peti kemas kosong di timbun di kawasan lini 1 atau di dalam Pelabuhan Tanjung Priok.

“Kami akan meminta manajemen Pelindo II Tanjung Priok untuk mengeluarkan semua peti kemas kosong  milik perusahaan pelayaran domestik maupun ocean going dari dalam pelabuhan supaya back up areal penumpukan untuk peti kemas isi (full) tetap terjamin.(faa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar