Jumat, 14 Oktober 2011

Industri Otomotif RI Belum Terkena Imbas Banjir Thailand


Jakarta - Pemerintah memastikan sampai saat ini industri otomotif Indonesia belum terpengaruh adanya banjir besar yang melanda Thailand. Industri otomotif Indonesia akan terpengaruh jika banjir Thailand berlangsung dalam waktu lama.

"Sedang diidentifikasi apakah tutupnya pabrik komponen di Thailand dalam hitungan mingguan atau bulanan. Sehingga sementara dalam waktu dekat belum ada dampaknya ke Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi kepada detikFinance, Jumat (14/10/2011).

Budi menuturkan banjir Thailand memang berpotensi mempengaruhi industri otomotif di dalam negeri jika berlangsung lama. Selama ini, industri otomotif di Indonesia dan Thailand melakukan pertukaran komponen sebagai bagian dari Global Production system di ASEAN.

"Saat ini stok beberapa komponen masih ada untuk 1-3 bulan ke depan," jelasnya.

Seperti diketahui banjir besar di Thailand telah menyebabkan produksi Toyota dan Honda terhenti. Tujuh persen produksi mobil global berasal dari dua perusahaan ini.

Gangguan produksi di pabrik Honda dan Toyota terjadi di tengah upaya kedua perusahaan Jepang itu sedang berupaya bangkit lagi setelah gempa dan tsunami menguncang Negeri Matahari Terbit Maret lalu. Saat ini ada 26 dari 77 provinsi di Thailand yang tergenang banjir dan Bangkok bersiaga menghadapi kemungkinan banjir.

Pelaku industri otomotif di Indonesia khususnya Honda, melalui Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy belum mengetahui persis soal imbas langsung banjir Thailand bagi produksi mereka. Selama ini Honda mengimpor mobil yang diproduksi di Thailand untuk dipasarkan di Indonesia.

"Iya saat ini saya belum mendapatkan data yang pasti. Tapi untuk sparepart CBU itu sudah tidak produksi, tapi tidak usah khawatir karena yang CKD masih ada persiapan hingga akhir bulan," ujar Jonfis.

Thailand termasuk negara ASEAN yang banyak mengekspor ke Indonesia termasuk produk otomotif dan elektronika.
Seperti diketahui, data BPS menyebutkan total nilai impor nonmigas Indonesia selama Januari-Agustus 2011 sebesar US$ 87,994 miliar, 79,98% berasal dari tiga belas negara utama, yaitu China sebesar US$ 16,373 miliar atau 18,61%, diikuti oleh Jepang sebesar US$ 12,103 miliar atau 13,75%

Dari total impor itu, Singapura berperan 8,04%, Thailand 7,83% Amerika Serikat 7,75%, Korea Selatan 5,41%, Malaysia 4,23%, Australia 3,84%, Taiwan 2,79%, India 3,07 %,
Jerman 2,56%, Perancis 1,23%, dan Inggris 0,88%.

Peningkatan impor Januari-Agustus 2011 terbesar disumbang oleh tiga negara utama, yaitu China yang meningkat US$ 3,479 miliar atau 26,99%, Thailand US$ 1,857 miliar atau 36,87%, dan Jepang US$ 1,217 miliar atau 11,19%.
(hen/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar