JAKARTA: Indonesia diperkirakan akan menjadi importir kakao dalam 3
tahun ke depan lantaran peningkatan konsumsi tidak diimbangi dengan
produksi komoditas tersebut di dalam negeri.
Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan
konsumsi biji kakao dalam tiga tahun ke depan diperkirakan sebesar
650.000 ton-800.000 ton. Adapun produksi di dalam negeri diperkirakan
tidak lebih dari 600.000 ton.
“Dengan kapasitas 650.000 ton, sebetulnya sudah lampu merah buat kita.
Kita bisa saja net importir,” ujar Zulhefi kepada Bisnis, hari ini.
Dia mengatakan konsumsi biji kakao terbesar akan diserap oleh industri
pengolahan kakao skala besar sebagai dampak implementasi kebijakan bea
keluar (BK) atas komoditas kakao yang telah berjalan selama 18 bulan.
Akibat kebijakan tersebut, lanjut dia, muncul industri skala besar di
dalam negeri. Saat ini, lanjutnya, telah ada empat perusahaan yang
menyatakan akan masuk ke Indonesia. Dua di antaranya bahkan sudah
memastikan untuk membuka pabrik baru di Tanah Air.
Di sisi lain, industri domestik skala besar pun mulai meningkatkan
produksinya dan menyerap biji kakao dalam jumlah yang cukup besar.
“Jadi bakal ada persaingan memperebutkan pasokan biji kakao. Yang bisa
bersaing adalah industri skala besar sementara yang kecil-kecil pasti
akan tetap mati suri.” (arh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar