Kamis, 30 Agustus 2012

Kiprah Kapal merah putih dipacu

JAKARTA : Indonesia National Shipowners Association (INSA) mulai berkonsentrasi pada angkutan ekspor dan impor guna membantu negara dalam mengurangi potensi devisa yang hilang dari freight kapal-kapal berbendera luar negeri.

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan berdasarkan data angka pertumbuhan muatan yang diangkut oelh kapal berbendera merah putih, peran kapal kapal non-merah putih atau asing semakin kecil bahkan tinggal 1,2% pada akhir 2011.

Hanya saja, pada angkutan ekspor dan impor pelayaran Indonesia belum berdaya sehingga hampir seperempat dari ABPN potensi devisa hilang dari ongkos angkut ekspor dan impor yang dilakukan oleh kapal asing.

Peran kapal berbendera Indonesia pada angkutan ekspor dan impor diperkirakan hanya 9% dari total estimasi 530 juta ton ekspor impor hingga 201, sisanya dikuasai oleh kapal berbendera non-merah putih.

"Kita masih belum berdaya di angkutan ekspor dan impor atau istilahnya beyond cabotage. Sejak awal kami sudah mulai berkonsentrasi pada angkutan ekspor dan impor itu," katanya saat berbicara dalam Indonesia International Infrastrukture Conference and Exhibition 2012, Rabu (29/8/2012).

Dia mengatakan pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Kementerian BUMN dalam hal ini kepada Dahlan Iskan agar mendorong kegiatan ekspor dan impor perusahaan pelat merah menggunakan kapal dalam negeri.

"Kami juga sudah sampaikan ke Pak Menteri agar angkutan misalnya beras, semen, untuk ekspor dan impor bisa memakai kapal dalam negeri. Anggota INSA itu bukan hanya swasta tetapi BUMN juga, saya harapkan Pak Dahlan mau membantu," katanya. (ra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar