JAKARTA: Organisasi pengusaha nasional angkutan bermotor di jalan
(Organda) mendesak akses masuk ke terminal peti kemas Koja Pelabuhan
Tanjung Priok - yang melalui jalan Jalan Dobo-Jampea dari arah
Cakung-Cilincing - dibuka penuh secara permanen untuk mengurangi
kemacetan.
Wakil Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan Tanjung Priok Sumihar
Hutagaol mengatakan sejak pembukaan akses itu di uji coba pada Senin 23
Juli 2012, ternyata jalur itu hanya dibuka pada waktu malam hingga pagi
hari yakni mulai pukul 22.00-d 05.00 Wib.
“Seharusnya dibuka penuh secara permanen 1 x 24 Jam tanpa terkecuali
karena kemacetan dan antrean truk sudah kerap terjadi sejak siang hingga
malam hari. Terkadang pada pagi hari juga sudah macet jika ekspor-impor
dan kegiatan pengangkutan pengembalian peti kemas kosong sedang ramai,”
ujarnya kepada Bisnis, hari ini.
Dia menyesalkan setelah dilakukan uji coba pembukaan akses tersebut
hampir satu bulan berjalan, tidak memberikan dampak signifikan pada
terurainya tingkat kemacetan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok.
“Banyak armada anggota kami mengeluh closing time saat ekspor karena akses itu tidak dibuka permanen,” ungkapnya.
Hingga saat ini, akses itu masih mempergunakan sistem buka-tutup dengan
alasan untuk kepentingan pembangunan proyek jalan tol Pelabuhan Tanjung
Priok yang akan terkoneksi dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Sumihar mengatakan, armada truk barang dan peti kemas terpaksa masih
harus berputar di dalam gate Pos 9-Pelabuhan Tanjung Priok sebelum masuk
ke TPK Koja pada pagi hingga malam hari sehingga kepadatan arus
kendaraan truk tidak terhindarkan.
“Kondisi ini berdampak pada kegiatan distribusi dari dan ke terminal
lainnya di pelabuhan, termasuk JICT, Mustika Alam Lestari dan Multi
Terminal Indonesia,” tuturnya. (k1/yus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar