Selasa, 07 Agustus 2012

BEA KELUAR tekan kinerja ekspor

JAKARTA: Penerapan bea keluar bahan mentah berpengaruh terhadap penurunan ekspor komoditas tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan setiap kenaikan bea keluar berbanding terbalik dengan volume ekspor komoditas primer atau mentah. Demikian pula sebaliknya.

Dengan mengamati tren sepanjang 2011 hingga medio 2012, ditemukan fakta bahwa setiap kenaikan bea keluar minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 1% menyebabkan volume ekspor turun 61.800 ton.

Sebaliknya, penurunan bea keluar CPO 1% menyebabkan kenaikan ekspor 126.400 ton.

Demikian pula dengan setiap kenaikan be keluar kakao 1% yang menyebabkan volume ekspor turun 3.500 ton, sedangkan penurunan BK kakao 1% diikuti kenaikan ekspor 2.000 ton.

Hal yang sama terjadi pada bea keluar produk mineral logam sebesar 20% sejak Mei 2012 yang diikuti dengan penurunan volume ekspor 4,4 juta ton.

Dengan demikian, setiap pengenaan BK 1% menyebabkan volume ekspor turun 220.000 ton.

Struktur ekspor Indonesia masih didominasi komoditas primer dan produk primary industry yang mencapai 65,2%.

Adapun impor didominasi produk secondary industry dan produk advance industry sebesar 62,9%.

Komoditas primer yang berkontribusi besar terhadap nilai ekspor, antara lain bahan bakar mineral 35,4%, lemak dan minyak hewan/nabati 10,8%.

Selanjutnya karet 4,5%, bijih kerak dan abu logam 3%, ikan dan logam 1,4%, dan tembaga 1,3%.  (ra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar